Mengintip Budidaya Udang Galah Thailand
Menerapkan nodel budidaya bebas bahan kimia yang mengandalkan biosekuriti ketat
Bluuuuur! Prakob Subyodkaew melempar jaringnya ke salah satu tambak udang galah. Sekali tarik, si capit biru pun terlihat. Dengan cekatan pemilik Prakob Farm ini mengambil lalu menunjukan sejumlah udang galah siap panen itu kepada TROBOS dan jurnalis lain peserta Aquatic Asia Press Trip 2010.
Pada kesempatan itu, Prakob memberikan tips memilih udang galah yang berkualitas. Tuturnya, kualitas udang galah tak hanya bisa dilihat dari warna dagingnya saja, tapi juga dari warna kulitnya. ”Warna kulit yang kehijauan merupakan ciri udang galah yang berkualitas,” tukas pria berpengalaman puluhan tahun di budidaya udang yang juga disebut freshwater prawn ini.
Prakob merupakan salah satu pembudidaya udang galah nomor wahid di Thailand. Hal ini terlihat dari banyaknya piagam penghargaan terpampang di kantornya. Ia pernah menjuarai kompetisi udang galah terbesar di Thailand, rekor berat yang ia capai yaitu berukuran 500 gram satu ekornya.
Sementara untuk urusan kualitas manajemen budidaya, Prakob Farm sudah mendapat sertifikat Good Aquaculture Practice (GAP) oleh Departemen Perikanan Thailand untuk fasilitas pembenihan (hatchery) dan tambak budidaya (farm). Prakob Farm juga mengantongi sertifikat lingkungan atas model budidaya bebas bahan kimia dan penggunaan probiotik untuk budidaya yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Tak hanya itu saja, Prakob pernah dianugerahi sebagai pembudidaya udang galah terbaik oleh isteri putera raja Thailand. Penghargaan itu diraih karena ia dinilai mampu meningkatkan taraf perekonomian masyarakat melalui budidaya udang galah di Provinsi Ratchaburi.
Tak heran, karena prestasinya itu banyak pembudidaya udang galah dari berbagai provinsi di Thailand melakukan studi banding ke fasilitas budidayanya yang berlokasi di Provinsi Ratchaburi itu. Tidak jarang Prakob menerima kunjungan pembudidaya dari Filipina, Malaysia, Pakistan, dan India.
Terhitung saat ini ada 1.058 pembudidaya udang galah di provinsi yang hanya berjarak 1,5 jam dari Kota Bangkok itu. Setiap tahun, provinsi ini mampu memproduksi 12.000 ton udang galah, sedangkan udang vannamei hanya di angka 7.000 ton saja. Menurut Prakob, biaya produksi udang vannamei yang mahal jadi alasan mengapa masyarakat provinsi Ratchaburi lebih memilih budidaya udang galah.
Produksi Hingga Pemasaran
Prakob Farm menempati lahan seluas 40 hektar. Sebagai penyuplai benur di tambak-tambak budidayanya, Prakob Farm memiliki fasilitas pembenihan dengan model backyard (skala menengah). Per bulan, Prakob Farm mampu memproduksi 40 juta ekor benur. Dari total produksi benur tersebut, 70 % dijual ke pembudidaya lain seharga 0,15 baht per ekor benur atau sekitar Rp 45 per ekor benur (1 baht = Rp 300), sedang 30% untuk kebutuhan internal Prakob Farm.
0 komentar:
Posting Komentar