tren ekspor ikan hias dikuta bali

Tren Ekspor Ikan Hias Bali

Permintaan ekpor ikan hias dipengaruhi ekonomi makro dan krisis multidimensi dunia
Warna-warni, berlompatan lincah dan sesekali timbul tengelam. Tak bosan-bosan berbagai macam ikan hias dalam akuarium di ruangan itu bergerak. Merekamelompat atau membuat gerakan melayang dan sesekali menukik mengitari biota lainnya dan koral-koral.
Ya, ikan hias kini memang kian digemari masyarakat. Seiring dengan meningkatnya taraf hidup, ikan-ikan nan cantik kerap menjadi pemuas hobi. Bagi yang kreatif dan berani, ikan hias bahkan bisa menjadi bisnis yang menjanjikan. Bagaimana tidak, ikan hias—baik airtawar maupun air laut—memilikipasar yang pasti.
Di Bali, perdagangan ikan hias bukan bisnis kecil. Pulau Dewata berpotensi besar dalam pengembangan dan ekspor ikan hias. Ini antara lain karena didukung kondisi geografis yang dikelilingi laut. Dan teknologipengembangan pemeliharan ikan hias telahdikembangkan baru-baru ini di kawasan Buleleng, Bali utara.
Lihat saja data dari Dinas dan Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali. Pada2010, ekspor ikan hias air laut Bali mencapai sekitar US $1,14jutadengan kisaran volume 3,07juta ekor.  Angka ini menyumbang sekitar 3,6%  dari total ekspor ikan hias nasional yang mencapai 600 juta ekor. Sayang, pada semester pertama 2011 (data pada Februari, April, dan Mei), ekspor ikan hias Bali mengindikasikan terjadi penurunan. Yakni mencapai sekitar 787,5 ribu ekor.
 “Kami masih rekap datanya. Tapi memang awal semester ini, ekspor ikan hias air laut agak mengalami penurunan,” ujarKepala Seksi Pemasaran Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali,  I GustiNgurah Made Sumantribaru-baru ini dikantornya.
Menurutnya, menurunnya  ekspor ikan hias air laut ini dipengaruhi oleh kondisi alam dan ekonomi makro serta krisis multidimensi negara-negara tujuan eksporseperti Amerika Serikat(AS), Jepang, Taiwan, Jerman, Perancis, Belanda, Inggris, Denmark, Rusia, Selandia Baru,sertabeberapa negara Asia dan Eropa lainnya. Melemahnya perekonomian negara-negara tersebut, menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat.
Hal senada juga diungkapkan oleh Manajer CV Panca Naga Jaya—eksportir ikan hias—, Findi Iswanto. Dia mengatakan bahwa ekspor ikan hias untuk tahun ini mengalami penurunan hingga 60 % dibanding ekspor tahun lalu. Jikapada semester pertama 2010, perusahaannya  memiliki omset penjualan sebesarUS $19.200, pada semester pertama tahun ini omset usahanya berkisar antaraUS $12.000-13.000.
Semester pertama tahun ini, Amerika Serikat (AS) dan Jepang yang sebelumnya menjadi negara paling banyak pesanikan hias miliknya, mengurangi pesanan. “Amerika sempat mengalami  krisis dan Jepang kena bencana,” ungkapnya.
Lelaki yang memulai usahanya di tahun 90-an tersebut menambahkan, “Sebelum 98, penjualan lumayan. Tapi setelah ituhingga sekarang, penjualan tidak begitu signifikan. Bisa bertahan saja sudah untung,” terang Iswanto  seraya tertawa.  Meski demikian ia optimis tren ekspor pasar ikan hias akan kembali membaik seiring dengan membaiknya perekonomian dunia.

Posted in: