This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 04 Desember 2011

produksi bandeng naik

Produksi Bandeng Naik, Terkendala Pasar

Produksi bandeng tahun ini diperkirakan meningkat 80% -100%, sayangnya pasar lokal justru menurun serapannya. Sementara itu, peluang ekspor masih sekadar  impian karena para pelaku belum siap memenuhi kriteria produk bandeng ekspor
Soewarto, petambak bandeng asal Desa Pabean Ilir, Indramayu, Jawa Barat menyatakan budidaya bandeng terus berkembang dari tahun ke tahun. Tapi untuk wilayah Pantura Jabar, tahun ini terjadi penurunan produksi, karena tahun kemarin banyak mengalami musibah akibat cuaca  buruk. “Seperti faktor air pasang yang berlebihan mengenai tambak, padahal sebagian besar budidaya air bandeng menggunakan air payau,” jelasnya.
Menurut Soewarto, air pasang tahun kemarin tidak pernah terjadi sebelumnya. Naiknya hampir 2 meter, di luar kemampuan tambak. Diperparah dengan tingginya intensitas hujan sehingga lahan tidak bisa hangat dan pakan alami tidak bisa tumbuh. “Sebenarnya budidaya bandeng lebih cepat berkembang di posisi air payau bukan air tawar,” ungkapnya.
Namun, tahun depan Soewarto optimis produksi akan meningkat tajam. Yang mendasarinya karena kemarau kita lebih panjang dan pola produksi yang intensif. “Ini berarti dari segi lahan, cuaca, dan pola pelihara menunjang. Peningkatan produksi bisa mencapai 80–100%,” tegasnya.
Keoptimisan yang sama diungkapkan Saliman. Apalagi banyak pembudidaya udang yang beralih ke budidaya bandeng. “Ditambah tidak ada ikan jenis lain yang dibudidayakan,” ucapnya. Sedangkan Sardi menyebutkan budidaya bandeng masih lancar, hanya ada penurunan karena cuaca.
Hal tersebut diamini juga oleh Freddi, kondisi budidaya bandeng tahun ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu peningkatan secara kualitas dan kuantitas. Peningkatan kualitas yang dimaksud adalah peningkatan teknologi budidaya secara umum yakni adanya pergeseran pola budidaya sampai tingkat petani.
Mulai dari yang mayoritas tradisional/ekstensif menuju ke tingkat intensif dengan penambahan seperti pupuk/fertilizer, obat-obatan dan bakteri penunjang budidaya, hingga padat tebar yang mulai ditingkatkan dengan perbaikan keseragaman ukuran bibit tebar dan ukuran yang lebih besar. “Peningkatan kuantitas yang terjadi merupakan efek yang muncul akibat pola intensifikasi yang mulai dijalankan,” ujarnya.
Kendala Pemasaran
Sementara dalam hal pemasaran, menurut Soewarto, pasar utama bandeng ukuran konsumsi yaitu Muara Baru – Jakarta, saat ini tingkat penyerapannya menurun. Pasalnya, banyak ikan tawar yang langsung masuk ke kota masing-masing. “Lima tahun ke belakang, sehari 10 truk langsung habis, karena diambil untuk permintaan pasar di Jabodetabek, Serang,dan Banten. Tahun ini,4 truk saja kewalahan menjualnya,” keluhnya.
Ditambahkan Soewarto, peluang permintaan pasar dari Jakarta atau lokal masih terbatas, sehingga harus ada terobosan dengan menciptakan pasar sendiri. Yaitu dengan ekspor dan menjual dalam bentuk olahan.
Namun, kata Firmansyah, meski permintaan untuk ekspor ada, masih terkendala dalam soal size(ukuran)yang besar karena harus  5 ons ke atasper ekor. “Kemudian dari segi fisik ikan harus  bagus, seperti sisik yang lepas akan mempengaruhi daya jual. Hal ini membuat petani lebih memilih menjual ke pasar lokal karena tidak ribet,” tukasnya.
Laluuntuk harga, pada 2009 harga konsumsi di tingkat petani sempat menurun (di bawah Rp 10.000/kg) sehingga petani merugi. Memasuki 2010, sebagian petani yang lemah dalam permodalan bersikap “pasrah”, yakni dalam budidaya tidak menggunakan pakan pabrik, melainkan pakan alami. Hal ini menyebabkan jumlah produksi menurun. “Namun untuk harga bandeng mulai membaik,” katanya.
Sementara, Freddi menuturkan secara umum permintaan pasar dalam dan luar negeri mengalami peningkatan karena hasil tangkapan laut dunia mengalami penurunan. Untuk pasar domestik mengalami peningkatan karena hasil penangkapan nelayan terutama di bulan-bulan tertentu mengalami penurunan.  Juga karena mulai meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia akan kebutuhan protein yang bisa diperoleh dengan harga terjangkau, yaitu ikan. “Untuk pasar luar negeri secara umum juga meningkat tetapi suplai produk kita keluar memang terbatas dalam persaingan harga,” sebutnya.

pembudidaya lele

01 November 2011
Budidaya Lele Saat KrisisAir

Pembudidaya lele di Indramayu dan Cirebon harus membeli air dari Dinas Pengairan dan Irigasi setempat untuk mengatasi kekurangan air akibat kemarau panjang
Dan petaka itu kini kian nyata. Krisis air yang dalam dua dasawarsa terakhir telah ramai dibincangkan banyak pihak mulai menampakkan kedahsyatan efeknya, termasuk di sektor perikanan.  Di saat tuntutan produksi budidaya ikan kian meningkat seiring bertambahnya populasi manusia dan akibat kian menipisnya stok ikan di laut, pasokan air—lahan budidaya ikan—justruterus berkurang. Kondisi itu pun makin parah kala kemarau panjang tak kunjung usai.
Lihat saja kolam-kolam lele di sekitar Pantura (Pantai Utara Jawa)yang mengering terutama saat musim kemarau tiba. pembudidaya lele asal Kecamatan Kandanghaur, Indramayu,Warnotomengemukakan,  produksi lele di daerahnya turun akibat ketersediaan air yang tidak mencukupiuntuk budidaya lele. “Hampir 50% kolam  (ukuran per kolam 300 – 400 m2) tidak ada air, khususnya Kecamatan Kandanghaur dan Losarang,” ujar pria yang mempunyai 800 kolam (pribadi 150 kolam dan kemitraan 650 kolam)ini.
Alhasil, produksi lele pun tidak bisa maksimal. Dari biasanya yang rata-rata per hari bisa 13 – 15 ton, sekarang hanya pada kisaran 8 – 10  ton saja. Celakanya akibat kekurangan air ini, Warnoto  harus rela merogoh kantongnya lebih dalam untuk membeli air dariDinas Pengairan dan Irigasi setempat. Jika dikalkulasi, pembelian air dari awal kemarau (Juni) sampai akhir Oktober mencapai Rp 30 juta. “Itu hanya di salah satu blok (per blok terdiri atas 150 – 200 kolam) dari 4 blok  budidaya lele yang saya miliki. Yaitu blok Karangsinom, Anjun, Gangbongas,dan Sumbermas,” katanyapahit.
Menurut pria yang akrab disapa Totoini, dirinya masih butuh air sampai akhir November atau sampai hujan mulai turun. Itu berarti akan makin berat baginya untuk meraih untung lebih, karena biaya operasionalmembengkak.
Tak jauh beda dengan Toto, Charman—pembudidayalele asal Losarang, Indramayu—menyebutkansudah hampir 10 tahun ini jika musim kemarau tiba, pembudidaya lele terkendala oleh ketersediaan air.”Kalau kemarau,lahan dan kolam banyak yang kering, sehingga kita bingung menyelamatkan ikan. Sampai-sampai harus beli air dari Dinas Pengairan dan Irigasi,” tuturpria yang memiliki 100 kolam (pribadi 15 kolam dan kemitraan 85 kolam)ini.
Charman atau akrab dipanggil Maman ini menceritakan, untuk tahun ini sebenarnya kekurangan air pada kolamnya sudah terjadi sejak April. Hanya pada April dan Mei tertolong oleh air dari aliran program irigasi sawah yang terletak di belakang kolamnya. Namun saatprogram tersebut usai, kolam lelenya pun kembali kekurangan air.
Dengan kondisi kolam yang airnya tidak dalam membuat lumpur banyak timbul ke permukaan, sehingga mempengaruhi selera makan lele dan cenderung membuat nafsu makan berkurang.“Sekarang hampir 50% kolam tidak berproduksi, sehingga terjadi penurunan produksi yang biasanya 15 ton per minggu, sekarang hanya 10 ton per minggu,” jelasnya.
Penurunan produksi lele ini dibenarkan Machyudin,praktisi perikanan di wilayah Pantura. Ia menyebutkan perkembanganproduksilele cukup stabil, namun memasuki Agustus ini terjadi penurunan produksiakibatkemarau di beberapa wilayah.“Sebenarnya hal ini terjadi setiap tahun selama musim kemarau. Hanya di tahun sebelumnya, musim kemarau tidak separah sekarang karena masih ada curah hujan atau istilahnya musim kemarau basah,” cetuspria lulusan Fakultas Perikanan dan Kelautan Institut Pertanian Bogor ini.

Sumur Bor
Demi mengatasi kekurangan air ini, Maman membuat sumur bor sedalam 70 meter. Hal yang sama juga dilakukan Toto. Dia membuat sumur bor dengan biaya per lubang Rp 20 juta pada blok yang memang air sangat sulit dibandingkan blok lainnya, selainmasih tetap membeli air dan membuat tampungan air yang baru. “Blok terparah Karangsinom yang hampir 70% kolam pribadi terletak disana,” sebutnya pelan.
Dan yang membuat Toto gusar, meski kondisi seperti ini terjadi pada setiap musim kemarau, namun nyaristidak ada tindakan antisipasi dari pemerintah.”Seharusnya pemerintah setempat dan pusat bisa membantumeminimalisir kondisi ini, sebab di kecamatan tetangga  yaitu Kecamatan Patrol terjadi kelebihan air, sampai air dibuang ke laut. Ini sebaliknya, seolah-olahmerekatidak peduli danpembudidaya hanya dijadikan obyek untuk mendapatkan keuntungan di bidang pengairan ini,” katanyamenumpahkan kekesalan.
Machyudin berharap semoga permasalahan air di wilayah Indramayu dan Cirebon bisa teratasi dengan dibangunnya Waduk Jati Gede di Sumedang. Juga adanyakerjasama antar dinas terkait, seperti Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, serta Dinas Pengairan dan Irigasi dalam pengaturan air untuk persawahan dan perikanan. “Sehingga praktik jual beli air irigasi setiap musim kemarau tidak terjadi lagi,” tegasnya.
Sementara itu untuk mencegah penurunan produksi lebih jauh, Maman menyebutkan salah satu caranya dengan antisipasi terhadap penyakit dan betul-betul memperhatikan kualitas air. Kualitas air yang dimaksud adalah dengan penambahan air dari sumur bor serta ditukar air dari pembenihan untuk pembesaran. ”Jika airnya masih bagus, dari pembenihan diberikan kepada  pembesaran.  Tujuannya agar pembesaran mendapatkan air dari pembenihan yang belum banyak kotoran. Atau dengan tetes tebu untuk menstabilkan air,” terangnya.
Technical Service and SalesPT Suri Tani Pemuka (STP), Tejo menyarankan, untuk mengatasi hal ini denganpemberian pakan yang tepat sesuai kebutuhan lele, jangan sampai over feeding (kelebihan pakan)hanya demi menggenjot pertumbuhan supaya cepat diserap pasar. Untuk itu pemberian pakan dilakukan dengan frekuensi berbeda. Misalnya satu sak habis satu hari diberikan pada waktu pagi dan sore, sekarang bisa menambahkan pemberian pada siang hari dengan tidak mengurangi  volume pakan setiap sak per harinya.
Daerah Lain Meningkat
Menanggapi kekurangan air ini, Direktur Produksi Perikanan Budidaya Kementerian dan Kelautan Perikanan (KKP), Iskandar Ismanadjimengakui jika di Pantura dalam beberapa bulan terakhir mengalami stagnan produksimeski tahun-tahun sebelumnyameningkat cukup pesat (banyak lahan/tanah kosong berubah menjadi kolam tanah atau terpal).
Selengkapnya baca di majalah Trobos Edisi November 2011

Sabtu, 03 Desember 2011

Membesarkan Bawal Air Tawar
SELAIN gurami dan patin, ada satu lagi jenis ikan air tawar yang kini menjadi primadona di sektor perikanan. Dialah bawal (Colossoma macropomum), yang ukuran badannya relatif besar, daging gurih, dan tidak banyak duri.
Ada dua jenis bawal, yaitu bawal air laut dan bawal air tawar. Bawal air laut pernah kita jumpai di sejumlah mal, dalam bentuk ikan asin yang sedap. Ternyata, rasa daging bawal air tawar tak kalah lezat dari bawal air laut, bahkan menyerupai rasa daging gurami.
Jika ingin memeliharanya, dianjurkan untuk memulainya dari pembesaran dulu. Jika telah berpengalaman, bisa saja memijahkan sendiri.
Pembesaran bisa dilakukan di kolam tanah maupun kolam permanen. Anda pun dapat menerapkan sistem monokultur (hanya bawal) maupun polikultur (dicampur jenis ikan lain).
Untuk memulai usaha ini, Anda harus membangun kolam. Ada beberapa persyaratan ideal tentang kolam ikan bawal. Pertama, tanah kolam bertekstur liat lempung, tidak porous, subur, dan mempunyai sudut kemiringan 3-5 %. Kedua, lokasi kolam berada di ketinggian 50-400 m dpl.
Ketiga, air kolam bebas dari pencemaran bahan-bahan kimia, minyak, dan limbah pabrik, dengan pH 7-8, dan suhu air 20-28 derajat Celcius. Keempat, dasar kolam berlumpur, tetapi tidak terlalu keruh. Tinggi air dalam kolam 80-100 cm.
Jika sudah jadi, kolam dikeringkan sampai tanah dasarnya benar-benar kering.
Pengeringan tanah dasar dimaksudkan untuk membasmi ikan-ikan predator atau kompetitor, mengurangi senyawa asam sulfida (H2S) dan senyawa beracun lainnya yang terbentuk selama kolam terendam, serta menjamin pertukaran udara (aerasi) yang baik di pelataran kolam. Baca entri selengkapnya »

You are currently browsing the category archive for the ‘perikanan tawar’ category.
Rata-rata tiga spesies baru ditemukan ilmuwan setiap minggunya di lokasi ini.
Senin, 11 Oktober 2010, 06:24 WIB
Ismoko Widjaya
 
(WWF| Telegraph)
VIVAnews - Sungai Mekong yang melintasi lima negara di Asia Tenggara ternyata begitu banyak menyimpan spesies langka di muka bumi ini. Baru-baru ini para ahli menemukan 145 spesies baru di sungai raksasa itu.
Seperti dilansir Telegraph.co.uk, yang paling menonjol dari spesies langka itu adalah  Tokek Bibir Merah, Ikan Drakula, dan tanaman karnivora setinggi tujuh meter.
Sungai Mekong yang melintasi Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand dan provinsi Cina selatan Yunnan itu merupakan rumah bagi beberapa spesies yang paling terancam di bumi. Mulai dari harimau dan gajah Asia, lumba-lumba Mekong dan sotong raksasa.
Katalog hewan dan tumbuhan jenis baru dan  langka itu telah dirilis dalam laporan (WWF) baru World Wildlife Fund. WWF juga menyerukan untuk melindungi keanekaragaman hayati wilayah itu.

Potensi perikanan di republik ini sungguh sangat berlimpah di perairan darat maupun di lautan, namun sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan rakyat. Karena kebokbrokan mental aparatur negara hasil perikanan laut kita terkuras oleh 'ilegal fishing' -nyaris sama seperti hutan kita yang gundul oleh 'ilegal logging', semuanya hanya dinikmati sekelompok rakus yang tidak memikirkan kemajuan bangsa bersama. Bundel kliping info perikanan ini semoga dapat menghimpun segala informasi untuk menggugah masyarakat luas akan urgensi penyelamatan potensi perikanan nasional khususnya perikanan laut agar tetap lestari bagi kemakmuran anak cucu kita.

Perikanan

Perikanan adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.
Umumnya, perikanan dimaksudkan untuk kepentingan penyediaan makanan bagi manusia. Selain dari itu, tujuan lain dari perikanan meliputi olahraga, pemancingan ikan yang berkaitan dengan rekreasi, dan mungkin juga menangkap ikan untuk tujuan membuat perhiasan atau mengambil minyak ikan.

Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan (usaha penetasan, pembibitan, pembesaran) ikan, termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan ikan dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha (komersial/bisnis).


KEPALA DAERAH DIMINTA AWASI BANTUAN KAPAL IKAN

Gubernur dan walikota/bupati diminta untuk mengawasi secara langsung penggunaan dan pengelolaan kapal INKA Mina atau kapal penangkap ikan yang merupakan bantuan pemerintah pusat sesuai Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2010. Demikian disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo saat menyerahkan paket bantuan perikanan kepada para bupati dan walikota se-Provinsi Jawa Tengah di Kabupaten Batang kemarin sore.

Dihadapan Gubernur dan Bupati/ Walikota se-Jawa Tengah, Sharif menyatakan, dengan pengawasan penuh oleh kepala daerah maka kapal-kapal penangkap ikan bantuan ini benar-benar dapat digunakan untuk meningkatkan pendapatan nelayan dan menyuplai produksinya  unit pengolahan ikan. "Lewat pengawasan dari kepala daerah inilah saya mengharapkan dimulainya industri perikanan tangkap", ujarnya.

Menurut Sharif, paket bantuan yang diterima oleh para kepala daerah diharapkan dapat menjadi pendorong industri perikanan yang mampu menyejahterakan nelayan, pembudidaya, dan pengolah ikan. "Untuk menjadikan masyarakat kelautan dan perikanan yang sejahtera, maka diperlukan perubahan cara pandang dan sinergitas antara pemerintah pusat dan daerah sehingga industrialisasi perikanan dapat terwujud dan akhirnya dapat menjadi roda penggerak perekonomian bangsa," ungkap Sharif.

Selain memberikan 27 unit kapal penangkap ikan senilai Rp.40,5 miliar, Menteri Kelautan dan Perikanan juga menyerahkan bantuan paket sarana perikanan tangkap, paket budidaya, paket pengolahan, excavator, mesin pembuat pelet, asuransi dan kartu nelayan, sertifikat tanah nelayan, serta telepon genggam bagi kelompok pengawas masyarakat yang dapat melaporkan terjadi pencurian ikan di wilayah perairan Indonesia. Sampai dengan tahun 2011 pemerintah telah membangun 33 unit kapal penangkap ikan untuk nelayan.

              Jakarta, 1 Desember 2011
Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More